.
Sejauh mana kita berbangga kita ada 'pengalaman' bertahun, Tapi benda begini buat kita sakit kepala dan tidak dapat cari jalan penyelesaian
.
Kita belum layak dipanggil professional, Selagi kita merasa 'turun darjat' untuk ringankan hati bertanya dan belajar
Selagi itu, Hikmah Tuhan tidak akan meresap dalam kehidupan kita kerana ego menakhluki jiwa untuk menerima solusi dari yang lain
.
Begitulah yang belaku dalam siri kehidupan sebulan dua lalu, Ada orang berbangga dan merasa hebat dengan apa di dada dia, Sedikit pun tidak mahu berbincang mencari solusi bersama
.
Akhirnya benda yang dia tidak mampu buat penyebab dia diberhentikan serta merta, Kita terpaksa turun padang dan melihat 'hasil kerja' yang dibanggakan
.
Akhirnya juga ia berbalik pada FUNDEMENTAL TEKNIKAL yang sangat asasi, Rasa bersyukur kita tidak terlalu lama bersama orang yang bongkak dan tidak bersyukur
.
Misi kemarin adalah misi 'Cuci Tahi' yang saya selalu namakan, Untuk membersihan najis-najis yang ditinggalkan mereka yang tidak ingin belajar atau akui kesilapan mereka. Demi menebus sebuah maruah professionalisme yang kita bina bertahun, kita kena turun padang juga.
.
Dan semua ini dibuat PERCUMA atas kerugian-kerugian yang kita lalui, Demi menjalankan kerja Fardu Kifayah;
Membuka peluang pekerjaan tapi terkena pada mereka yanh tidak bersyukur dan tidak memanfaatkan peluang berkerjaya professionalisme
.
Kenapa saya percaya legasi saya masih bertahan walau waktu sukar?
Sebab kita pegang pada kerja professional, Kerja tanpa banyak alasan tapi banyak solusi dan pengurusan cara kerja teratur (SOP)
Hak konsumer dijaga di tahap tertinggi, after-sales yang sangat tinggi walau kita tawarkan dengan nilai kompetitif
Pembelajaran berterusan untuk memantapkan kemahiran staff, bukan hanya 'Pengalaman Berulang'
Pewujudan ruang daya fikir staff supaya mampu berkembang hebat setanding technician luar negara
.
Tapi apakan daya, belum ramai orang kita mampu capai standard tinggi, tapi mau harap gaji tinggi
Kita buat level career, tapi tidak sabar untuk dapat lebih, mau cepat semua boleh dapat.
.
Saya harap ada ruang peluang orang kita bekerja buruh di Negara maju seperti Korea dan Australia, supaya dorang rasa berkuli di sana lebih teruk dari kerja di negara sendiri.
.
Paling sedih orang kita berani sembang berjuabg hak dengan majikan Bumiputera, kalau bergaji dengan bukan bumiputra, sanggup makan rumput pun ada walau ditindas hak mereka.
.
Ini satu hakikat, orang kita lebih selesa BERTUANKAN ORANG LUAR.
Apa yang dilalui kita untuk memajukan anak bangsa, tapi Bangsa kita belum benar bersedia untuk jadi maju, kerja kuat dan berdaya saing serta professional.
.
Last sekali, apabila kita ambil buruh luar, baru kecam kita sebab nda support ambil orang sendiri, disitulah anda menilai, inilah kehidupan ramai sembang pejuang tapi bukan dilapangan
Serupa pak menteri yang lahir dari sudu emas, tahu kesusahan rakyat tapi nda mampu rasa apa itu nilai susah sebenar.
.
Yang paling teruk, orang kita ramai susah, tapi gaya tidak macam orang susah disebabkan Malaysia syurga pelbagai bantuan, membantutkan ramai generasi menjadi pengharap bantuan dari sekolah, bekerja sampailah mau bisnes semua ada bantuan
.
Sampai bila bangsa kita tidak mampu berdikari? atau hanya layak sebagai pompom girl tukang sorak bagi mereka yang berjaya.
.
Biar kita semua jadi hebat, jadilah masyarakat yang sangat betusaha, membangun, kerja keras dan kearah memartabatkan kehidupan seketurunan.
.
Sekadar menulis dari sudut anak Sabah dan seorang Majikan Bisnes Sosial Sabah.
#weGrow
#Bangkit
No comments:
Post a Comment